"Hanya milik Allah asma-ul husna, maka mohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya, nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan"(QS. Al-A'raf[7]:180)
Ayat ini tidak bisa dipisahkan dengan ayat sebelumnya yang menjelaskan persamaan orang-orang yang lupa Allah dengan binatang, bahkan lebih hina. Mereka berotak tapi tak berfikir, berhati tapi tak menghayati, bermata tapi buta, bertelinga tapi tuli. Akibatnya, tidak ada benar dan salah, baik dan buruk. Apa yang menyenangkan, itulah yang terbaik dan itulah yang dicari. "Dan sesungguhnya kami jadikan untuk(isi neraka jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS. Al-A'raf [7]:179)
Maka QS.Al-A'raf [7]:180 yang dikutip diatas melarang kita mengikuti cara hidup mereka yang menyimpang dari kebenaran dan memerintahkan untuk menyembah Allah yang memiliki nama-nama mulia (asma-ul husna). "Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia.Dia mempunyai asma-ul husna (nama-nama yang baik)"(QS. Thaha[20]:8).
Ada 99 nama Allah sesuai dengan sabda Nabi SAW, "Sungguh, Allah memiliki 99 nama, yaitu seratus kurang satu. Barangsiapa yang memeliharanya, masuklah ia kedalam surga."(HR.Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah). Beberapa dari asma-ul husna itu disebutkan dalam Al qur'an, "Diallah Allah yang Menciptakan (al-khaliq), yang Mengadakan (al-Bari-u), yang Membentuk Rupa (al-mushawwir), yang mempunyai asma-ul husna. Bertasbih kepadaNya apa yang di langit dan bumi, dan Dialah yang maha Perkasa (al-Azis) lagi maha Bijaksana (al-Hakim)." (QS. Al-Hasyr [59]:24)
Setelah menjelaskan asma-ul husna, maka Allah SWT memerintahkan dua hal.
Pertama, selalu memanggil atau berdoa dengan asma-ul husna. perintah ini diulang lagi oleh Allah dalam QS. Al Isra [17]:110, "Katakanlah, Serulah Allah atau serulah Ar-rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Asma-ul husna (nama-nama yang baik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah diantara kedua itu".
Kedua, membiarkan atau tidak meladeni orang-orang mulhid yaitu orang yang tidak mengakui adanya adanya Allah atau tidak mengakui sifat-sifat Allah yang tercermin dalam nama-namaNya. Termasuk dalam kategori mulhid adalah orang yang menuduh Allah tidak adil, tidak pengasih, tidak pemberi rizki, dan sebagainya, misalnya ketika orang yang banyak beribadah dan bersedekah justru menerima cobaan yang berat. Pada saat yang sama, ia melihat orang kafir lebih sejahtera hidupnya, dan nyaris tanpa cobaan dalam hidup sama sekali. karenanya ia kecewa lalu menjauhi Allah SWT.
Terhadap mulhid yang bersungguh-sungguh mengajak diskusi untuk mencari kebenaran, kita wajib melayaninya dengan santun dan bijaksana. Namun bagi mereka yang hanya iseng dan berminat melecehkan Allah dan Islam tidak perlu kita menghiraukannya. Akan sia-sia berdiskusi dengan mereka, sebab mereka telah mengunci hati mereka. Orang bijak mengatakan "sekalipun matahari bersinar sepanjang tahun, orang yang tidak membuka mata tetap tidak mengakui adanya sinar".
Dalam ayat diatas seakan Allah memanggil orang-orang yang beriman:"Hai orang yang berdosa, janganlah gelisah, Segera panggillah Aku "Ya Allah, ya Ghaffar(Wahai Allah Yang Maha Pengampun) "
Janganlah gelisah tetang kebutuhan hidup. Panggilah Aku "Ya Razzaq, Ya Ghani"(Yang Maha Pemberi Rizki dan Maha Kaya).
Jangan Kecewa karena tidak mendapatkan apresiasi dari orang atas sebuah karya. Panggilah Aku "Ya Syakur"(Yang Maha Menghargai).
Jangan sedih dan merasa sendirian karena kasih sayang yang hilang dari orang lain. Panggillah Aku "Ya Rahman, Ya Rahim"(Yang Maha Mengasihi dan Maha Menyayangi).
Kenapa sedih karena salah satu keluarga belum terbuka hatinya menerima kebenaran?. Panggillah Aku "Ya Fattah, Ya Hadi"(Yang Maha Membuka, dan Maha Pemberi Petunjuk).
Jangan cemas terhadap ancaman kekerasan orang dhalim. Panggillah Aku "Ya Jabbar, Ya Qahhar"(Yang Maha Perkasa dan Maha Memaksa).
Janganlah kamu berputus asa saat menghadapi suami atau istri yang "berhobi" marah. Panggillah Aku "Ya Shabur, Ya Halim" (Yang Maha Sabar dan Maha Penyantun).
Jangan bingung apalagi bertindak kasar karena tuduhan keji yang tidak berdasar. Panggillah Aku "Ya Adl, Ya Khabir" (Yang Maha Adil dan Maha Tahu).
Beristirahatlah dan tenangkan jiwamu setelah bekerja keras. serahkan seluruh persoalanmu kepadaKu. Aku segera ambil alih. Panggillah Aku "Ya Wakil" (Yang Maha Menerima Penyerahan Diri).
Hiduplah dengan ruh tauhid: tenang, senang, optimis, dan penuh energy dengan Densus 99.
sumber : Majalah Nuruh Hayat
Karir di dunia IT
12 tahun yang lalu
mantab nih, salam kenal